Suparno, Jangan Lupa Jaga Indonesia

Suparno, Jangan Lupa Jaga Indonesia
Suparno ( kanan )
Akhir-akhir ini alarm NKRI terus berdering. Nyaris tak pernah berhenti. Kelihatannya ada fenomena kehidupan sosial politik yang tidak seperti biasa. Mungkin bangsa ini sering lupa alias cepat pikun, karena hiruk pikuk OPINI yang dimainkan oleh para kompeni yang terus mengintip dari balik panggung.

Setelah merasakan betapa nikmatnya kue NKRI, mereka gemes. Rasanya ingin segera menguasai seluruh kue NKRI.

Betapa tidak gemes, hanya cukup dengan " sekali dua kali disuapi, itupun tidak seberapa, mereka sudah siap jadi kacung piaraan yang setia. Setiap hari bisa diperintah apa saja. Cukup pencet nomor telpon atau di WA, mereka sudah lari-lari, sambil berkata " apa yang bisa saya bantu.

Yang bikin bengong, setengah tidak percaya adalah ladang miliknya suruh mengelola. Dan yang  menggemeskan lagi, gue pinjemi sedikit saja, hampir seluruh ladang  miliknya diserahkan. Apa nggak tersanjung. Rasanya tidak  ingin kehilangan momentum. Sudah saatnya mereka ingin segera membalik nama NKRI, menjadi milik mereka. Tapi ada hambatannya, masih terhalang oleh adanya UUD 1945 yang berdasarkan Dekrit Presiden 5 JULI 1959 dijiwai oleh PIAGAM JAKARTA.

Hati-hati menyikapi semua OPINI yg digelontorkan ke MEDSOS. Berbagai OPINI
tersebut jangan sampai melupakan FENOMENA, SINYAL dan  STATEMEN  dari anggota DPR-RI, dari  F.PKS, MUZAMIL YUSUF,  dapil Lampung, tentang meningkatnya impor senjata. Hal ini juga dibenarkan oleh SYARIF HASAN, anggota DPR-RI  dari  F. DEMOKRAT yang merangkap sebagai Waket MPR-RI.

Dua orang wakil rakyat ini menginformasikan, ada Impor senjata yang sampai hari ini masih belum  jelas statusnya. Kemenhan melalui jubirnya juga nggak tahu, siapa pemesannya. Kalau keadaannya seperti ini, pertanyaanya,  bagaimana koordinasi antara Menhan, BIN, TNI dan POLRI. Pada hal menurut Badan Pusat Statistik yang dirilis pada tanggal 15 April 2020, telah terjadi lonjakan sangat tajam atas adanya  impor senjata dan amunisi sampai 7.384 %. Dari senilai 2,5 USD meroket menjadi 187,1 USD. Ada apa, jangan lupa, hati-hati dan waspada.

Ingat pernyataan Jendral Gatot Nurmantyo sebelum di lepas jabatannya sebagai PANGLIMA  TNI, dan perhatikan pula dengan membanjirnya TKA  Cina, di negeri ini.

Jangan lupa, beberapa intel Cina yang tertangkap di BANDARA HALIM PERDANA KUSUMA, yang menyamar pekerja proyek, serta perhatikan pula penyelundupan senjata yang akhir-akhir ini  mulai terbongkar di berbagai pelabuhan/ bandara, yang beritanya diunggah di MEDSOS.

Juga jangan lupa Warga Keturunan Cina yang mati di APARTEMEN, yang di kamarnya tersimpan berbagai jenis senjata dan amunisi. Dan jangan lupa pula ketika  500 TKA  mau nekat masuk  Indonesia, tanpa mendengarkan jeritan berbagai kalangan tokoh masyarakat.  Bahkan awalnya juga ditolak oleh Gubernur dan Ketua DPRD setempat.

Jangan lupa , cermati anggaran COVID-19, yg awalnya sebesar 405,1 trilyun
rupiah, yang kini  terus menggelembung, seperti anggaran karet. Dan jangan lupa,  kejahatan korupsi  JIWASRAYA, BUMI PUTRA, ASABRI, KARTU PRAKERJA, RUANG GURU yang melibatkan kalangan  MILINEAL. Pelaku kejahatan korupsi semakin masif dan telanjang,  tidak menyisakan rasa malu.

Dan jangan lupa, cermati pula proses kelahiran  UU OMNIBUS LAW, UU PERPU COVID, yang semuanya super cepat, seperti sedang kejar tayang.

Jangan lupa, cermati hilangnya pelajaran sejarah  pemberontakan PKI 1948 dan 1965 di sekolah, maraknya simbul-simbul KOMUNIS  yg sering digunakan oleh sekelompok milineal, terbentuknya OPINI bahwa PKI sebagai korban, tuntutan pencabutan TAP No. XXV/MPRS/1966 dan sekaligus tuntutan agar pemerintah minta maaf kepada mereka.

Jangan lupa peristiwa pembunuhan para ulama dan guru ngaji dengan alasan dukun santet di Banyuwangi dan lain-lain daerah. Jangan lupa, pembunuhan dan  penganiayaan tokoh muslim yang ketika ditangkap katanya pelakunya orang gila. Jangan lupa, maraknya  persekusi da'i, fitnah, dan adu-domba.

Jangan lupa pula, adanya  normalisasi kerjasama JAKARTA-PEKING/BEIJING,  pengiriman kader partai ke  Partai Komunis Cina ( PKC ), sebagaimana disampaikan oleh pakar komunisme Ust. ALFIAN TANJUNG.

Dan jangan lupa pula,  yang paling ANYAR adalah RUU HIP. Ada kekuatan yang ingin meng "  OTAK-ATIK  " kembali ideologi/dasar negara  PANCASILA sebagaimana tertuang dalam PEMBUKAAN UUD 1945 alinea IV,  yang kedudukannya sebagai Staat  Fondamental Norm, yang telah dikukuhkan  kembali  melalui Dekrit Presiden 5 JULI 1959.  Oleh karena itu, implementasi PANCASILA, secara moral etik wajib dijiwai oleh PIAGAM JAKARTA. Ideologi PANCASILA  sudah final. Tidak bisa diutak-atik lagi.

Ada misteri apa dibalik itu semua?
Untuk itu,  semua elemen bangsa yang merasa  mencintai negara Republik Indonesia harus hati-hati , waspada dan siaga. Jaga NKRI dan PANCASILA sesuai amanah para pejuang kemerdekaan, sekaligus para pendiri negara Indonesia
[ Suparno M Jamin/ITB-Per ]
Suparno, Jangan Lupa Jaga Indonesia Suparno, Jangan Lupa Jaga Indonesia Reviewed by pdpm on Juni 29, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar

Post Ads

Klik Link ini Untuk mengikuti Polling II pemilihan 13 Formatur Musyda XVI : https://s.surveyplanet.com/_hThfiuv2