Kondisi Indonesia sedang Darurat
Negara Indonesai tercinta sedang dalam kondisi darurat, demikian disampaikan oleh Ustadz Imam dari Probolinggo dalam acara kajian Al-Manar UNMUH Ponorogo yang dilaksanakan di halaman Majsid Al-Manar ahad pagi ( 16 oktober 2016 ). Setidak-tidaknya ada 5 darurat yang disinyalir oleh salah satu Pimpina MUI Probolinggo tersebut yaitu : Darurat Cerai, Darurat Narkoba, Darurat Moral, Darudat HIV, Darurat Aqidah.
Dan ada satu darudat yang sangat menarik perhatian jamaah yaitu darurat Aqidah dimana Ustadz menyinggung adanya kyai gadungan penipu yang kebetulan asalnya dari Probolinggo juga, siapa lagi kalau bukan Dimas Kanjeng. Menipu dengan janji menggandakan uang menjadi sekian kali lipat dengan doa-doa tertentu yang ternyata setelah diteliti do'a-do'a tersebut bukan ditujukan kepada Allah saja. Sebagai seorang beriman tentu saja tipuan seperti itu tidak bisa dengan mudah membuat kita "kepencot", namun inilah yang terjadi dimana banyak sekali umat Islam ( ngaku-ngaku Islam ) yang langsung saja percaya dan membuktikan sendiri dengan memberikan mahar ( uang muka untuk digandakan ) kepad Dimas Kanjeng dengan harapan agar uang tersebut bertambah. Disinilah nilai aqidah begitu kelihatan drop, bahkan bisa rusak aqidah kita karena menyampaikan harapan kepada selain Allah.
Darurat Cerai, ini sudha menjadi rahasia umum. Banyak sekali pasangan menikah di negara kita yang alasan utama mereka menikah karena wanitanya sudah hamil, mereka adalah pelaku Zina yang terkena hukum sosial sehingga mau tidak mau harus menikah. Jadi niat pernikahan mereka sudah tidak benar, sehingga beberapa waktu kemudian perceraianlah yang menjadi final dan pernikahan mereka. Atau pasangan yang gila uang, sang istri rela meninggalkan kewajibannya sebagai istri dan sang suami mengiyakan saja dengan iming-iming uang sehingga terbentuklah bangunan keluarga yang pincang, cacat dan tidak memiliki tiang yang tangguh, keluarga tanpa istri, keluarga tanpa ibu, dan bisa dibayangkan sendiri bagaimana kondisinya. Keluarga seperti ini sangat rentan dengan fitnah yang menyebabkan terjadinya perceraian bahkan walaupun tanpa ada alasan yang terlalu besarpun.
Anehnya darurat-darurat ini tidak bisa membuka mata Pemerintah yang seharusnya menjadi pelopor kebangkitan umat dan memberikan solusi agar masyarakat segera ter-entaskan dari kubang darurat ini. Pemerintah telah buta dengan "darurat yang lain", darurat yang dibuat-buat, darurat yang kemunculannya bisa mencairkan dollar, darurat yang walaupun mengancam kenyamanan kehidupan masyarakat namun bisa membuat kaya sebagian kecil pejabat. Darurat inilah yang membuat mata pemerintah buta dan lupa bahwa mereka memiliki tanggungjawab terhadap masyarakat.
Sebagai umat Islam yang mengerti ilmu kita harus manjaga keluarga kita agar tidak masuk dalam elemen yang mensupport munculnya darurat-darurat tersebut agar dimasa yang akan datang Indonesia tidaklagi dalam kondisi darurat.
Dan ada satu darudat yang sangat menarik perhatian jamaah yaitu darurat Aqidah dimana Ustadz menyinggung adanya kyai gadungan penipu yang kebetulan asalnya dari Probolinggo juga, siapa lagi kalau bukan Dimas Kanjeng. Menipu dengan janji menggandakan uang menjadi sekian kali lipat dengan doa-doa tertentu yang ternyata setelah diteliti do'a-do'a tersebut bukan ditujukan kepada Allah saja. Sebagai seorang beriman tentu saja tipuan seperti itu tidak bisa dengan mudah membuat kita "kepencot", namun inilah yang terjadi dimana banyak sekali umat Islam ( ngaku-ngaku Islam ) yang langsung saja percaya dan membuktikan sendiri dengan memberikan mahar ( uang muka untuk digandakan ) kepad Dimas Kanjeng dengan harapan agar uang tersebut bertambah. Disinilah nilai aqidah begitu kelihatan drop, bahkan bisa rusak aqidah kita karena menyampaikan harapan kepada selain Allah.
Darurat Cerai, ini sudha menjadi rahasia umum. Banyak sekali pasangan menikah di negara kita yang alasan utama mereka menikah karena wanitanya sudah hamil, mereka adalah pelaku Zina yang terkena hukum sosial sehingga mau tidak mau harus menikah. Jadi niat pernikahan mereka sudah tidak benar, sehingga beberapa waktu kemudian perceraianlah yang menjadi final dan pernikahan mereka. Atau pasangan yang gila uang, sang istri rela meninggalkan kewajibannya sebagai istri dan sang suami mengiyakan saja dengan iming-iming uang sehingga terbentuklah bangunan keluarga yang pincang, cacat dan tidak memiliki tiang yang tangguh, keluarga tanpa istri, keluarga tanpa ibu, dan bisa dibayangkan sendiri bagaimana kondisinya. Keluarga seperti ini sangat rentan dengan fitnah yang menyebabkan terjadinya perceraian bahkan walaupun tanpa ada alasan yang terlalu besarpun.
Anehnya darurat-darurat ini tidak bisa membuka mata Pemerintah yang seharusnya menjadi pelopor kebangkitan umat dan memberikan solusi agar masyarakat segera ter-entaskan dari kubang darurat ini. Pemerintah telah buta dengan "darurat yang lain", darurat yang dibuat-buat, darurat yang kemunculannya bisa mencairkan dollar, darurat yang walaupun mengancam kenyamanan kehidupan masyarakat namun bisa membuat kaya sebagian kecil pejabat. Darurat inilah yang membuat mata pemerintah buta dan lupa bahwa mereka memiliki tanggungjawab terhadap masyarakat.
Sebagai umat Islam yang mengerti ilmu kita harus manjaga keluarga kita agar tidak masuk dalam elemen yang mensupport munculnya darurat-darurat tersebut agar dimasa yang akan datang Indonesia tidaklagi dalam kondisi darurat.
Kondisi Indonesia sedang Darurat
Reviewed by pdpm
on
Oktober 16, 2016
Rating:
Tidak ada komentar