Soft War, Strategi Perang Musuh islam
Universitas Muhammadiyah Ponorogo bersama Al-Manar pagi ini ( ahad, 26 februari 2017 ) panas oleh suasana kajian seru tentang genderang perang yang telah terus-terusan di tabuh oleh musuh-musuh Islam sekarang ini, khususnya di Indonesia. Adalah perang yang tidak menggunakan senjata tajam, tidak lagi menggunakan peluru-peluru api, tidak menggunakan belati maupun BOM. Ini adalah perang pemikiran, soft war ( perang halus ).
Musuh-musuh Islam semakin gencar menunjukkan sikap-sikap permusuhan di ranah publik, tanpa ada rasa sungkan.
Ada satu strategi musuh yang sangat getol dilakukan, yaitu berusaha sekuat tenaga memisahkan umat Islam dari Ulama'nya. Sebuah pertemuan di Jerman oleh para ahli penelitian lintas agama menghasilkan satu dari beberapa point penting tentang Islam yaitu bahwa system rezim global masih sulit di terapkan di Indonesia karena kaderisasi ulama di Indonesia masih intens dilakukan oleh berbagai kelompok-kelompok baik besar maupun kecil. Pondok-pondok pesantren yang menjamur di negeri kita rupanya menjadi senjata unik tersendiri yang membuat musuh-musuh kesulitan untuk segera memenangkan peperangan yang mereka mulai sendiri.
Selama produksi ulama di Indonesia masih terus berkesinambungan maka umat seperti hidup diantara benteng-benteng kuat yan menjaga eksistensi agama di negeri Indonesia. Inilah yang menjadi perhatian mereka, sehingga berfikir keras dan berusaha sebisa mungkin paling tidak menjauhkan umat Islam khususnya di Indonesia dari para ulama'nya. Tanpa ulama maka umat akan mengambil ijtihad sendiri tanpa dasar ilmu yan mencukupi sehingga fatwa yang dikeluarkan sesat dan menyesatkan, maka saat itulah musuh-musuh Islam akan dengan mudah. menghancurkan umat tanpa ada hambatan yang berarti.
Masalah kriminalisasi ulama adalah salah satu action mereka untuk menjauhkan umat Islam dari ulamanya. Dengan mengexpose ulama dengan berbagai pendapat dan sikap negatif di media, mereka bertujuan agar umat Islam dengan serta merta mencaci-maki ulama, finalnya membenci dan mengabaikan fatwa ulama. Ternyata faktanya bahkan ada yang memusuhi ulamanya sendiri.
Memang pada beberapa level trik musuh telah membuahkan hasil. Beberapa Ulama di Indonesia yang telah di kriminalisasi oleh musuh-musuh Islam yang telah menguasai pemerintahan Indonesia dan di blowup di media dengan wajah negatif telah mempengaruhi opini publik sehingga banyak umat Islam yang awam dengan serta merta memusuhi ulamanya tanpa didasari ilmu agama yang cukup.
Mereka akan terus mengkriminalisasi ulama dengan berbagai dalih, sampai maksud jahat mereka terwujud yaitu melenyapkan ruh Islam di bumi Indonesia dengan dalih bineka tunggal ika, toleransi, hak asasi manusia, NKRI dan yang lain-lain tanpa ada dasar kuat terkait hal tersebut. Persatuan dan kesatuan umat dan ulama adalah jawaban atas hal ini, yang akan terus menguatkan ruh Islam di negeri Indonesia, yang akan terus membuat barisan musuh-musuh Islam kocar-kacir.
Musuh-musuh Islam semakin gencar menunjukkan sikap-sikap permusuhan di ranah publik, tanpa ada rasa sungkan.
Ada satu strategi musuh yang sangat getol dilakukan, yaitu berusaha sekuat tenaga memisahkan umat Islam dari Ulama'nya. Sebuah pertemuan di Jerman oleh para ahli penelitian lintas agama menghasilkan satu dari beberapa point penting tentang Islam yaitu bahwa system rezim global masih sulit di terapkan di Indonesia karena kaderisasi ulama di Indonesia masih intens dilakukan oleh berbagai kelompok-kelompok baik besar maupun kecil. Pondok-pondok pesantren yang menjamur di negeri kita rupanya menjadi senjata unik tersendiri yang membuat musuh-musuh kesulitan untuk segera memenangkan peperangan yang mereka mulai sendiri.
Selama produksi ulama di Indonesia masih terus berkesinambungan maka umat seperti hidup diantara benteng-benteng kuat yan menjaga eksistensi agama di negeri Indonesia. Inilah yang menjadi perhatian mereka, sehingga berfikir keras dan berusaha sebisa mungkin paling tidak menjauhkan umat Islam khususnya di Indonesia dari para ulama'nya. Tanpa ulama maka umat akan mengambil ijtihad sendiri tanpa dasar ilmu yan mencukupi sehingga fatwa yang dikeluarkan sesat dan menyesatkan, maka saat itulah musuh-musuh Islam akan dengan mudah. menghancurkan umat tanpa ada hambatan yang berarti.
Masalah kriminalisasi ulama adalah salah satu action mereka untuk menjauhkan umat Islam dari ulamanya. Dengan mengexpose ulama dengan berbagai pendapat dan sikap negatif di media, mereka bertujuan agar umat Islam dengan serta merta mencaci-maki ulama, finalnya membenci dan mengabaikan fatwa ulama. Ternyata faktanya bahkan ada yang memusuhi ulamanya sendiri.
Memang pada beberapa level trik musuh telah membuahkan hasil. Beberapa Ulama di Indonesia yang telah di kriminalisasi oleh musuh-musuh Islam yang telah menguasai pemerintahan Indonesia dan di blowup di media dengan wajah negatif telah mempengaruhi opini publik sehingga banyak umat Islam yang awam dengan serta merta memusuhi ulamanya tanpa didasari ilmu agama yang cukup.
Mereka akan terus mengkriminalisasi ulama dengan berbagai dalih, sampai maksud jahat mereka terwujud yaitu melenyapkan ruh Islam di bumi Indonesia dengan dalih bineka tunggal ika, toleransi, hak asasi manusia, NKRI dan yang lain-lain tanpa ada dasar kuat terkait hal tersebut. Persatuan dan kesatuan umat dan ulama adalah jawaban atas hal ini, yang akan terus menguatkan ruh Islam di negeri Indonesia, yang akan terus membuat barisan musuh-musuh Islam kocar-kacir.
Soft War, Strategi Perang Musuh islam
Reviewed by pdpm
on
Februari 25, 2017
Rating:
Tidak ada komentar