Bikin Resah, Quick Count Picu Gambling Politik ?
Quick Count perhitungan hasil Pilpres pada Pemilu 2019 ini begitu membuat berbagai lapisan masyarakat resah.
Sebagaimana kita tahu bahwa sejak pencoblosn dimulai kemarin lusa, Quick count sudah terpampang di layar televisi nasional, padahal perhitungan di tiap-tiap TPS secara umum baru saja dimulai. Sudah demikian, hasil perhitungannya seolah-olah dianggap akurat oleh sebagian masyarakat, terutama masyarakat awam. Padahal jika kita telusuri bagaimana urutannya sehingga muncul hasil angka pada layar monitor itu adalah tidak jauh beda dengan survey, kredibilitasnya pun demikian, bahkan rentan "dimanipulasi".
Munculnya Quick count yang terpampang di berbagai TV nasional ternyata benar-benar mengganggu masyarakat. Di berbagai kegiatan selalu terisi dengan perbincangan hasil Quick count yang tidk ada jaminan kebenarannya. Apalagi jika secara tergesa-gesa mendominankan salah satu paslon, sehingga memunculkan opini di level masyarakat bawah, apa fungsinya kita nyoblos belum-belum kok sudah muncul hasil perhitungannya, padahal di TPS saja belum selesai semuanya.
Tidak jauh beda dengan menonton sebuah pertandingan sepak bola, sepanjang Quick count berjalan adalah sepanjang permainan, yang selalu mendebarkan di setiap pergantian digitnya. Hal ini bisa saja memicu adanya gambling dalam politik yang menyebabkan muncul berbagai tindakan premature yang terkesan out of control.
Belum lagi masalah perbedaan yang sangat signifikan antara hasil perhitungan Quick Count dengan real count, ini juga memunculkan gelombang pemikiran baru yang semakin mendistorsi kepercayaan masyarakat terhadap media mainstream yang getol mempublikasikan hasil Quick Count. Bahkan KPU dinilai lambat memunculkan hasil perhitungan pada media resmi, tentu saja jika dibandingkan dengan kecepatan munculnya Quick Count. Padahal memang proses perhitungan real di kalangan KPU masih berjalan.
Sebagai warga negara yang mengerti urutan perhitungan hasil sebuah pemilihan umum, seharusnya kita tidak gegabah mengambil sebuah keputusan sebelum ada keputusan resmi dari penyelenggara Pemilu, dalam hal ini KPU. Mempercayai hasil perhitungan Quick count yang didasarkan pada sample rasanya tidak arif jika dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil sebuah keputusan baik dalam skala politik maupu sosial.
Masyarakat sebaiknya tidak lagi membuang-buang waktunya hanya untuk memelototi hasil Quick count di televisi. Lebih baik melanjutkan aktifitas sebagaimana biasanya sambil menunggu petugas menyelesaikan seluruh pekerjaan mereka hingga diumumkan hasil resmi oleh KPU.
Bahkan, daripada fokus ke Quick count lebih baik kita luangkan waktu untuk mengawasi proses rekapitulasi suara oleh pihak berwenang, sehingga jika menemukan adanya kecurangan kita bisa melakukan tindakan proporsional dengan menggunakan data real yang kita dapatkan sendiri di lapangan.[*]
Sebagaimana kita tahu bahwa sejak pencoblosn dimulai kemarin lusa, Quick count sudah terpampang di layar televisi nasional, padahal perhitungan di tiap-tiap TPS secara umum baru saja dimulai. Sudah demikian, hasil perhitungannya seolah-olah dianggap akurat oleh sebagian masyarakat, terutama masyarakat awam. Padahal jika kita telusuri bagaimana urutannya sehingga muncul hasil angka pada layar monitor itu adalah tidak jauh beda dengan survey, kredibilitasnya pun demikian, bahkan rentan "dimanipulasi".
Munculnya Quick count yang terpampang di berbagai TV nasional ternyata benar-benar mengganggu masyarakat. Di berbagai kegiatan selalu terisi dengan perbincangan hasil Quick count yang tidk ada jaminan kebenarannya. Apalagi jika secara tergesa-gesa mendominankan salah satu paslon, sehingga memunculkan opini di level masyarakat bawah, apa fungsinya kita nyoblos belum-belum kok sudah muncul hasil perhitungannya, padahal di TPS saja belum selesai semuanya.
Tidak jauh beda dengan menonton sebuah pertandingan sepak bola, sepanjang Quick count berjalan adalah sepanjang permainan, yang selalu mendebarkan di setiap pergantian digitnya. Hal ini bisa saja memicu adanya gambling dalam politik yang menyebabkan muncul berbagai tindakan premature yang terkesan out of control.
Belum lagi masalah perbedaan yang sangat signifikan antara hasil perhitungan Quick Count dengan real count, ini juga memunculkan gelombang pemikiran baru yang semakin mendistorsi kepercayaan masyarakat terhadap media mainstream yang getol mempublikasikan hasil Quick Count. Bahkan KPU dinilai lambat memunculkan hasil perhitungan pada media resmi, tentu saja jika dibandingkan dengan kecepatan munculnya Quick Count. Padahal memang proses perhitungan real di kalangan KPU masih berjalan.
Sebagai warga negara yang mengerti urutan perhitungan hasil sebuah pemilihan umum, seharusnya kita tidak gegabah mengambil sebuah keputusan sebelum ada keputusan resmi dari penyelenggara Pemilu, dalam hal ini KPU. Mempercayai hasil perhitungan Quick count yang didasarkan pada sample rasanya tidak arif jika dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil sebuah keputusan baik dalam skala politik maupu sosial.
Masyarakat sebaiknya tidak lagi membuang-buang waktunya hanya untuk memelototi hasil Quick count di televisi. Lebih baik melanjutkan aktifitas sebagaimana biasanya sambil menunggu petugas menyelesaikan seluruh pekerjaan mereka hingga diumumkan hasil resmi oleh KPU.
Bahkan, daripada fokus ke Quick count lebih baik kita luangkan waktu untuk mengawasi proses rekapitulasi suara oleh pihak berwenang, sehingga jika menemukan adanya kecurangan kita bisa melakukan tindakan proporsional dengan menggunakan data real yang kita dapatkan sendiri di lapangan.[*]
Bikin Resah, Quick Count Picu Gambling Politik ?
Reviewed by pdpm
on
April 18, 2019
Rating:
Tidak ada komentar