Madu mongso Yang Memabukkan
Madu mongso adalah makanan khas yang hanya dibuat dan dihidangkan pada mongso-mongso ( masa, red ) tertentu ternyata pada kondisi tertentu juga bisa memabukkan. Biasanya makanan ringan agak berat ini hanya ada di Hari Raya Idul Fitrhi. Namun pada bahasan ini, marilah kita mem-pelototi Madu mongso dari arah yang berbeda.
[caption id="attachment_1525" align="aligncenter" width="480"] Ilustrasi, Jajanan Madu mongso[/caption]
Dalam bahasa jawa kita bisa artikan makna madu mongso ini dengan sesuatu yang nikmat rasanya dan sangat spesial dan istimewa karena hanya ada pada waktu-waktu tertentu. Madu adalah ya madu yang kita tahu rasanya nikmat dan manis, mongso adalah masa atau waktu. Dan mongso yang dimaksud pada istilah ini adalah waktu Idul Fithri.
Maka madu mongso secara istilah ini bisa saja diartikan semua makanan dan minuman yang disiapkan dan akan dihidangkan khusus untuk hari Raya Idul Fithri. Ada satu poin penting yang akan kita soroti yaitu waktu dan masa dimana makanan nikmat ini disiapkan.
Madu mongso biasanya disiapkan mulai awal masuk 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Segala potensi dikeluarkan secara maksimal mulai dari dana untuk mendapatkan bahan yang terbaik demi mendapatkan rasa yang paling nikmat karena hidangan akan diberikan kepada sahabat-sahabat spesial yang kadang-kadang hanya bisa bertemu di Hari Raya saja.
Kemudian potensi tenaga, juga disiapkan sedemikian rupa agar bisa memulai pembuatan dan penyiapan adonan sehingga bisa mendapatkan hasil maksimal dan siap dihidangkan tepat di Hari Raya, tidak boleh terlambat.
Awal 10 hari terakhir di bulan Ramadhan seolah-olah telah dikontrakkan untuk sang Madu demi hidangan terlezat di Hari Raya. Jika ada undangan datang, dengan serta merta rela mengabaikannya demi sang Madu. Bahkan pada saat sebagian yang lain sibuk dengan mengejar juz demi juz di dalam Al-Quran karena takut ketinggalan khatam, begitu ringan untuk tidak peduli, semua demi mendapatkan hidangan Hari Raya, i'tikafpun entah kemana.
Madu mongso benar benar menyibukkan kita, sibuk demi Hari Raya. Benar-benar memabukkan kita sehingga kita lupa bahwa 10 hari yang terakhir di bulan Ramadhan adalah hari-hari terbaik dan hari-hari terindah untuk beribadah, hari-hari yang penuh sesak dengan milyaran tebaran barokah dan magfiroh, hari-hari dimana kita seharusnya menyatu padu dengan Allah Robbul alamin.
Ternyata Madu mongso terlalu manis untuk kita tinggalkan, untuk kita abaikan demi berbincang dengan Allah pencipta segala Madu. Semoga di akhir-akhir Ramadhan ini kita tidak dimabukkan oleh Madu mongso yang akan mengurangi hikmah Ramadhan sebagai bulan terindah anugerah dari Allah yang maha cinta. Kita harus cerdas mambagi waktu untuk Madu mongso dan untuk Allah dengan porsi yang tepat.
[caption id="attachment_1525" align="aligncenter" width="480"] Ilustrasi, Jajanan Madu mongso[/caption]
Dalam bahasa jawa kita bisa artikan makna madu mongso ini dengan sesuatu yang nikmat rasanya dan sangat spesial dan istimewa karena hanya ada pada waktu-waktu tertentu. Madu adalah ya madu yang kita tahu rasanya nikmat dan manis, mongso adalah masa atau waktu. Dan mongso yang dimaksud pada istilah ini adalah waktu Idul Fithri.
Maka madu mongso secara istilah ini bisa saja diartikan semua makanan dan minuman yang disiapkan dan akan dihidangkan khusus untuk hari Raya Idul Fithri. Ada satu poin penting yang akan kita soroti yaitu waktu dan masa dimana makanan nikmat ini disiapkan.
Madu mongso biasanya disiapkan mulai awal masuk 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Segala potensi dikeluarkan secara maksimal mulai dari dana untuk mendapatkan bahan yang terbaik demi mendapatkan rasa yang paling nikmat karena hidangan akan diberikan kepada sahabat-sahabat spesial yang kadang-kadang hanya bisa bertemu di Hari Raya saja.
Kemudian potensi tenaga, juga disiapkan sedemikian rupa agar bisa memulai pembuatan dan penyiapan adonan sehingga bisa mendapatkan hasil maksimal dan siap dihidangkan tepat di Hari Raya, tidak boleh terlambat.
Awal 10 hari terakhir di bulan Ramadhan seolah-olah telah dikontrakkan untuk sang Madu demi hidangan terlezat di Hari Raya. Jika ada undangan datang, dengan serta merta rela mengabaikannya demi sang Madu. Bahkan pada saat sebagian yang lain sibuk dengan mengejar juz demi juz di dalam Al-Quran karena takut ketinggalan khatam, begitu ringan untuk tidak peduli, semua demi mendapatkan hidangan Hari Raya, i'tikafpun entah kemana.
Madu mongso benar benar menyibukkan kita, sibuk demi Hari Raya. Benar-benar memabukkan kita sehingga kita lupa bahwa 10 hari yang terakhir di bulan Ramadhan adalah hari-hari terbaik dan hari-hari terindah untuk beribadah, hari-hari yang penuh sesak dengan milyaran tebaran barokah dan magfiroh, hari-hari dimana kita seharusnya menyatu padu dengan Allah Robbul alamin.
Ternyata Madu mongso terlalu manis untuk kita tinggalkan, untuk kita abaikan demi berbincang dengan Allah pencipta segala Madu. Semoga di akhir-akhir Ramadhan ini kita tidak dimabukkan oleh Madu mongso yang akan mengurangi hikmah Ramadhan sebagai bulan terindah anugerah dari Allah yang maha cinta. Kita harus cerdas mambagi waktu untuk Madu mongso dan untuk Allah dengan porsi yang tepat.
Madu mongso Yang Memabukkan
Reviewed by pdpm
on
Juni 18, 2017
Rating:
Tidak ada komentar