Aqidah dan Ibadah Belumlah Cukup
Ada 3 pilar dalam membangun bangunan kehidupan Islam, Aqidah, Ibadah dan Akhlak. Ketiga-tiganya integrated satu sama lain, tidak bisa dipisahkan dan harus selalu menyatu. Demikian yang telah di wariskan oleh Baginda Rosulullah Muhammad Shollallohu 'alaihi wa salam. Tidak cukup hanya dengan aqidah dan ibadah saja.
Dahulu, ada seorang muslim yang sedang menjual Kuda dengan harga 300 Dirham, padahal kuda tersebut bisa saja dijual dengan harga 800 dirham. Ini dilakukan karena membutuhkan uang untuk kebutuhan mendesak. Dengan berharap kuda segera dibeli orang lain.
Seorang pembeli menghampirinya dan menanyakan kuda dagangan seorang muslim tersebut. Dengan mengetahui harga jual kuda, 300 dirham, pembeli tersebut justru menawar dengan harga yang lebih tinggi, 400 dirham. Penjualnya agak heran, bagaimana bisa kuda dijual dengan harga 300, malah ditawar 400. Karena merasa sudah cukup dengan harga 300, maka penjual menyampaikan agar pembeli membeli kudanya dengan harga 300 saja. Namun, justri si pembeli menawarkan harga yang lebih tinggi lagi, 500 dirham, kemudian 600 dirham, dan akhirnya pembeli tersebut membayar kuda tadi dengan harga 800 dirham tanpa bisa ditolak pemilik kuda.
Pembeli, yang juga seorang muslim tersebut menjelaskan kepada pemilik kuda bahwa harga kuda tersebut di pasaran adalah 800 dirham, makanya dia berani membeli dengan harga 800 dirham. Pemilik kudapun mengerti dan pulang membawa uang 800 dirham.
Apa yang telah dilakukan pembeli kuda tersebut adalah implementasi daripada menjaga akhlak sebagai seorang muslim. Rosulullah menyampaikan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
Bisa dibayangkan jika kuda tersebut terjual dengan harga 300 dirham. Orang-orang akan mengatakan bahwa penjual kuda tersebut adalah orang bodoh yang tidak tahu informasi harga kuda, atau dengan perkataan negatif lainnya.
Jadi, bisa menyebabkan efek negatif di kemudian hari. Walaupun secara fiqih, jika kuda tersebut dibeli 300 dirham, sah sah saja, karena prinsip jual beli adalah sama-sama ridlo, namun Pembeli kuda tersebut telah berhasil menunjukkan akhlak mulia dengan mengindahkan efek yang kemungkinan bisa terjadi akibat dari transaksi jual beli tersebut.
Inilah, jika aqidah, ibadah dan akhlak bisa berjalan bersama-sama, maka kehidupan akan sangat berkesan dan lebih bisa bermakna. [ Ustadz Zainun, ahad pagi unmuh ]
Dahulu, ada seorang muslim yang sedang menjual Kuda dengan harga 300 Dirham, padahal kuda tersebut bisa saja dijual dengan harga 800 dirham. Ini dilakukan karena membutuhkan uang untuk kebutuhan mendesak. Dengan berharap kuda segera dibeli orang lain.
Seorang pembeli menghampirinya dan menanyakan kuda dagangan seorang muslim tersebut. Dengan mengetahui harga jual kuda, 300 dirham, pembeli tersebut justru menawar dengan harga yang lebih tinggi, 400 dirham. Penjualnya agak heran, bagaimana bisa kuda dijual dengan harga 300, malah ditawar 400. Karena merasa sudah cukup dengan harga 300, maka penjual menyampaikan agar pembeli membeli kudanya dengan harga 300 saja. Namun, justri si pembeli menawarkan harga yang lebih tinggi lagi, 500 dirham, kemudian 600 dirham, dan akhirnya pembeli tersebut membayar kuda tadi dengan harga 800 dirham tanpa bisa ditolak pemilik kuda.
Pembeli, yang juga seorang muslim tersebut menjelaskan kepada pemilik kuda bahwa harga kuda tersebut di pasaran adalah 800 dirham, makanya dia berani membeli dengan harga 800 dirham. Pemilik kudapun mengerti dan pulang membawa uang 800 dirham.
Apa yang telah dilakukan pembeli kuda tersebut adalah implementasi daripada menjaga akhlak sebagai seorang muslim. Rosulullah menyampaikan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
Bisa dibayangkan jika kuda tersebut terjual dengan harga 300 dirham. Orang-orang akan mengatakan bahwa penjual kuda tersebut adalah orang bodoh yang tidak tahu informasi harga kuda, atau dengan perkataan negatif lainnya.
Jadi, bisa menyebabkan efek negatif di kemudian hari. Walaupun secara fiqih, jika kuda tersebut dibeli 300 dirham, sah sah saja, karena prinsip jual beli adalah sama-sama ridlo, namun Pembeli kuda tersebut telah berhasil menunjukkan akhlak mulia dengan mengindahkan efek yang kemungkinan bisa terjadi akibat dari transaksi jual beli tersebut.
Inilah, jika aqidah, ibadah dan akhlak bisa berjalan bersama-sama, maka kehidupan akan sangat berkesan dan lebih bisa bermakna. [ Ustadz Zainun, ahad pagi unmuh ]
Aqidah dan Ibadah Belumlah Cukup
Reviewed by pdpm
on
Januari 20, 2018
Rating:
Tidak ada komentar