Meraba "Politik Suudzon" Icuk Aribowo
Dalam berpolitik itu memang harus "suudzon" karena kalau tidak suudzon akan mudah dibohongi bahkan akan mudah sekali dipermainkan lawan yang bisa saja berwujud kawan.
Hal ini disampaikan Icuk Aribowo alumni Fakultas Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Ponorogo dalam menanggapi isu polemik infiltrasi pihak luar ke dalam beebrapa amal usaha Muhammadiyah di Ponorogo.
" Ilmu politik itu memang kudu suudzon lho mas, kalau nggak suudzon akan dibohongi ", Tegas aktifis Pemuda Muhammadiyah Ponorogo yang juga memiliki bisnis Sablon di Kecamatan Pulung (13/5).
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa "suudzon" akan menumbuhkan kehati-hatian di dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan pengelolaan amal usaha sehingga akan mengurangi melakukan kesalahan yang bisa menyebabkan kerugian terhadap Persyarikatan sebagai salah satu tujuan utama didirikannya amal usaha. Jadi ini hanya sebatas berhati-hati, bukan berburuk sangka yang ujungnya menumbuhkan kebencian antar individu, namun menumbuhkan kebiasaan menimbang terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan atau bahkan kebijakan di dalam mengelola amal usaha Muhammadiyah.
Menata strategi di dalam membangun sebuah amal usaha milik Persyarikatan memang tidak bisa terlepas dari ilmu Politik, karena sebagaimana selama ini terjadi di beberapa AUM yang sudah berdiri, akan banyak sekali pihak-pihak yang berambisi untuk memilikinya. Bahkan Amal Usaha yang non-komersil, Masjid misalnya, di Ponorogo juga pernah menjadi ajang perebutan oleh berbagai pihak. Maka sangat penting untuk menerapkan Ilmu Politik Suudzon secara proporsional agar di kemudian hari amal usaha yang telah dibangun tidak justru menimbulkan konflik horizontal, wallohua'lam. [red]
Hal ini disampaikan Icuk Aribowo alumni Fakultas Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Ponorogo dalam menanggapi isu polemik infiltrasi pihak luar ke dalam beebrapa amal usaha Muhammadiyah di Ponorogo.
" Ilmu politik itu memang kudu suudzon lho mas, kalau nggak suudzon akan dibohongi ", Tegas aktifis Pemuda Muhammadiyah Ponorogo yang juga memiliki bisnis Sablon di Kecamatan Pulung (13/5).
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa "suudzon" akan menumbuhkan kehati-hatian di dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan pengelolaan amal usaha sehingga akan mengurangi melakukan kesalahan yang bisa menyebabkan kerugian terhadap Persyarikatan sebagai salah satu tujuan utama didirikannya amal usaha. Jadi ini hanya sebatas berhati-hati, bukan berburuk sangka yang ujungnya menumbuhkan kebencian antar individu, namun menumbuhkan kebiasaan menimbang terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan atau bahkan kebijakan di dalam mengelola amal usaha Muhammadiyah.
Menata strategi di dalam membangun sebuah amal usaha milik Persyarikatan memang tidak bisa terlepas dari ilmu Politik, karena sebagaimana selama ini terjadi di beberapa AUM yang sudah berdiri, akan banyak sekali pihak-pihak yang berambisi untuk memilikinya. Bahkan Amal Usaha yang non-komersil, Masjid misalnya, di Ponorogo juga pernah menjadi ajang perebutan oleh berbagai pihak. Maka sangat penting untuk menerapkan Ilmu Politik Suudzon secara proporsional agar di kemudian hari amal usaha yang telah dibangun tidak justru menimbulkan konflik horizontal, wallohua'lam. [red]
Meraba "Politik Suudzon" Icuk Aribowo
Reviewed by pdpm
on
Mei 13, 2019
Rating:
Tidak ada komentar