Suparno M Jamin Ajak Pemerintah Taubat Nasuha Nasional
Terkait realita adanya polemik akut yang menimpa bangsa ini, ada yang mengusulkan, bangsa Indonesia saat ini memerlukan seorang pemimpin nasional yang setengah malaikat, dengan di barengi gerakan taubatan nasuha secara nasonal , serentak, ikhlas dan sungguh-sungguh.
Sayangnya, ajakan sebagaian anak bangsa yang masih menyisakan rasa keprihatinan terhadap negeri ini, untuk taubatan nasuha secara nasional dianggap angin lalu. Seakan mereka merasa tak berdosa dan salah. Mereka menganggap penguasa adalah sumber kebenaran. Sedangkan rakyat tidak boleh berbeda. Sehingga kritik demi keselamatan negara dan bangsa, tidak jarang harus berakhir di penjara.
Tragisnya lagi, mereka para pengemplang hutang inilah yang mengendalikan negeri ini. Setidak-tidaknya dengan hasil kejahatanya selama ini, mereka merusak mental penguasa dan aparat penegak hukum, contoh kasus Jaksa Sirus Sinaga, jaksa Urip Trigunawan dan wong ayu Arlita Suryani, dll . Ketika itu rakyat disuguhi berbagai atraksi politik dan sandiwara penegakkan hukum yang memalukan, contoh kasus yang paling gress adalah proses persidangan aktor utama atau semi utama proyek E-KTP, yang telah menenggelamkan skandal BLBI yang ratusan trilyun. Akibatnya para pelakunya terus membuat gaduh negeri ini.
Mereka saling adu kasekten, adu kedigdayaan, adu pencitraan secara ekstrem dan radikal. Kalau perlu membuat fitnah dan melabeli siapa saja yang mengganggu kepentingan mereka, dengan label anti PANCASILA dan NKRI.
Mereka tidak sadar, bahwa sesungguhnya, merekalah yang anti PANCASILA, dan anti NKRI. Kalau mereka benar-benar mencintai PANCASILA dan NKRI, pasti uang ratusan trilyun tersebut dikembalikan ke KAS NEGARA. Bukan untuk membuat gaduh di negeri ini.
INGAT wahai para penggandrung uang, ketahuilah, meskipun uang itu penting, dan dengan uang mereka dapat membeli jabatan, dapat membeli proyek, dapat membeli pasal undang-undang, dapat membeli wanita dan hidung belang, dapat membuat opini dan citra diri. Tetapi uang bukan segalanya. Uang sekali-kali tidak akan mampu membeli kebahagiaan. Karena tidak ada pasar modern yang paling canggih sekalipun, yang menjual KEBAHAGIAAN. Nggak percaya, tanyakan ke semua sales swalayan. Jawabannya pasti nyengir, meskipun ia cantik.
Dari mana mereka menghimpun, kalau konglomerat jahat dengan cara menipu, menyuap dan mengemplang hutang, dll. Kemudian kalau pejabat dengan cara komisi, fee, kong kalikong, mark up, perjalanan fiktif, lembur fiktif, proyek fiktif, kunjungan kerja fiktif, work shop fiktif, laporan fiktif, transaksi fiktif dan lain-lain yang fiktif.
Kemudian dari yang haram tersebut mereka memberi makan anak , istri atau suami, untuk beli baju, sepatu, sandal, rumah, perabot, sepeda motor, dan tidak jarang untuk membeli wanita atau laki-laki hidung belang. Pokoknya ngeri dan serba haram. Kalau sudah seperti itu, coba terka sendiri, sanggupkah mereka semua mempertanggungjawabkan semuanya itu di kampung akhirat, di hadapan Yang Maha Adil, dengan disaksikan para malaikat yang tidak pernah menolak perintah Rabbnya, tolong jawab sendiri.....
Oleh karena itu melalui tulisan ini, ayo bangsaku tanpa kecuali, mulai dari PRESIDEN, DPR, PENGUSAHA, PEMILIK MEDIA, MENTERI, PEJABAT TINGGI NEGARA, GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA, SEMUA PEJABAT YANG LAIN, serta segenap komponen bangsa, tanpa kecuali, untuk menyatakan :
" BERHENTI MENCINTAI UANG SECARA EKSTREM dan TAUBATAN NASUHA SECARA NASIONAL".
" BERHENTI MENCINTAI UANG SECARA EKSTREM dan TAUBATAN NASUHA SECARA NASIONAL".
Suparno M Jamin, Ponorogo.
Institute Transparansi Birokrasi & Peradilan ( ITB Per)
Suparno M Jamin Ajak Pemerintah Taubat Nasuha Nasional
Reviewed by pdpm
on
Mei 26, 2018
Rating:
Tidak ada komentar