Keajaiban Ramadhan Di Ponorogo
Keajaiban Ramadhan tahun ini dirasakan oleh sebagian warga Ponorogo. Ajaib dan mencengangkan beberapa warga khususnya yang berprofesi sebagai petani.
[caption id="attachment_1368" align="aligncenter" width="480"] Keajaiban ramadhan di ponorogo[/caption]
Hari ini ramadhan memasuki hari yang ke 5, kira-kira sudah sejak 1 bulan yang lalu hujan yang sebelumnya hampir setiap hari turun dengan deras, seperti enggan untuk menurunkan barang satu atau dua tetes air. Ini mengakibatkan tanah pertanian sangat kering bahkan di beberapa wilayah sudah menganga tanda kehausan. Di daerah pertanian yang sumber airnya tadah hujan, berhentinya air hujan ini cukup berpengaruh terhadap kondisi tanaman, khususnya tanaman padi yang menjadi sumber penghasilan utama sebagian besar masyarakat petani di Ponorogo.
Tidak jelas prediksi yang berkembang di masyarakat, apakah akan turun hujan lagi atau sudah masuk musim kemarau. Karena, perlu diketahui bahwa beberapa tahun terakhir ini memang hujan dengan intensitas tinggi dan sedang terus menerus turun sepanjang tahun, seperti tidak ada musim kemarau. Sebagian masyarakat bahkan menganggap sepertinya musim kemarau telah datang, datang lebih awal karena sudah lama tidak ada musim kemarau. Belum lagi ada indikasi arah angin yang sudah berhembus dari selatan ke utara, ini salah satu ciri musim kemarau di daerah Ponorogo dan sekitarnya.
Sebagian masyarakat masih berharap adanya hujan turun, karena sepertinya kemungkinan untuk panen sangat kecil jika hujan berhenti begitu saja disaat tanaman padi sedang membutuhkan banyak air, karena sedang hamil. Namun harapan tersebut hanya sebatas harapan tanpa ada keyakinan akan turunnya hujan.
Kini, semuanya telah terjawab. Terjawab diawal ramadhan yang mulia. " Ini adalah barokah ramadhan, kita harus sujud syukur ", ungkap warga di Desa Jenangan begitu hujan turun di ramadhan hari yang ke 3 yang kemudian bersama-sama dengan jamaah masjid melakukan sujud syukur.
Hujan turun dengan intensitas sedang telah memberikan suapan bagi tanah yang telah lama kehausan. Yang menganga kembali basah dan segar. Hujan terus saja turun dihari berikutnya sampai berita ini diluncurkan dengan intensitas rendah namun mendung terus mewarnai langit dan tetap memberikan harapan bagi petani bahwa rahmat Allah masih ada dan selalu ada, disediakan bagi manusia yang selalu bersyukur.
Di ponorogo, hujan sangat penting bagi kelangsungan tanaman padi. Di beberapa daerah memang tetap saja mendapatkan air walaupun tidak ada hujan turun, namun sebagian besar masih menghandalkan air hujan untuk keperluan lahan pertanian sehingga hujan menjadi sebuah keajaiban disaat memasuki musim tanam kedua seperti saat-saat ini.
[caption id="attachment_1368" align="aligncenter" width="480"] Keajaiban ramadhan di ponorogo[/caption]
Hari ini ramadhan memasuki hari yang ke 5, kira-kira sudah sejak 1 bulan yang lalu hujan yang sebelumnya hampir setiap hari turun dengan deras, seperti enggan untuk menurunkan barang satu atau dua tetes air. Ini mengakibatkan tanah pertanian sangat kering bahkan di beberapa wilayah sudah menganga tanda kehausan. Di daerah pertanian yang sumber airnya tadah hujan, berhentinya air hujan ini cukup berpengaruh terhadap kondisi tanaman, khususnya tanaman padi yang menjadi sumber penghasilan utama sebagian besar masyarakat petani di Ponorogo.
Tidak jelas prediksi yang berkembang di masyarakat, apakah akan turun hujan lagi atau sudah masuk musim kemarau. Karena, perlu diketahui bahwa beberapa tahun terakhir ini memang hujan dengan intensitas tinggi dan sedang terus menerus turun sepanjang tahun, seperti tidak ada musim kemarau. Sebagian masyarakat bahkan menganggap sepertinya musim kemarau telah datang, datang lebih awal karena sudah lama tidak ada musim kemarau. Belum lagi ada indikasi arah angin yang sudah berhembus dari selatan ke utara, ini salah satu ciri musim kemarau di daerah Ponorogo dan sekitarnya.
Sebagian masyarakat masih berharap adanya hujan turun, karena sepertinya kemungkinan untuk panen sangat kecil jika hujan berhenti begitu saja disaat tanaman padi sedang membutuhkan banyak air, karena sedang hamil. Namun harapan tersebut hanya sebatas harapan tanpa ada keyakinan akan turunnya hujan.
Kini, semuanya telah terjawab. Terjawab diawal ramadhan yang mulia. " Ini adalah barokah ramadhan, kita harus sujud syukur ", ungkap warga di Desa Jenangan begitu hujan turun di ramadhan hari yang ke 3 yang kemudian bersama-sama dengan jamaah masjid melakukan sujud syukur.
Hujan turun dengan intensitas sedang telah memberikan suapan bagi tanah yang telah lama kehausan. Yang menganga kembali basah dan segar. Hujan terus saja turun dihari berikutnya sampai berita ini diluncurkan dengan intensitas rendah namun mendung terus mewarnai langit dan tetap memberikan harapan bagi petani bahwa rahmat Allah masih ada dan selalu ada, disediakan bagi manusia yang selalu bersyukur.
Di ponorogo, hujan sangat penting bagi kelangsungan tanaman padi. Di beberapa daerah memang tetap saja mendapatkan air walaupun tidak ada hujan turun, namun sebagian besar masih menghandalkan air hujan untuk keperluan lahan pertanian sehingga hujan menjadi sebuah keajaiban disaat memasuki musim tanam kedua seperti saat-saat ini.
Keajaiban Ramadhan Di Ponorogo
Reviewed by pdpm
on
Mei 30, 2017
Rating:
Tidak ada komentar