Rohingya, Kerajaan Islam Yang Hilang
Rohingya adalah salah satu propinsi di Myanmar yang penduduknya mayoritas muslim yang sekarang menghadapi kekejian penguasa Myanmar yang berkolaborasi dengan Ekstrimis Budha. Tahukah, bahwasanya genosida yang telah dilakukan penguasa myanmar terhadap muslim rohingya sebetulnya telah terjadi sejak kira-kira tahun 2012 silam.
Sudah ratusan ribu umat Islam dibantai dengan sangat keji bahkan tidak pantas jika dilakukan oleh seorang yang bernama manusia, saking kejinya. Mereka digiring dan di sudutkan di sebuah lokasi persawahan yang ada di garis tepi laut kemudian di kepung dengan kawat berduri sehingga tidak bisa berhubungan dengan orang-orang luar melalui darat dan tidak mungkin juga masuh ke laut. Mereka selama kurang lebih 5 tahun sampai sekarang berada di lokasi seperti itu. Dan genosida tetap terus dilakukan oleh ekstrimis budha sampai sekarang, didukung pemerintah komunis myanmar.
Kelaparan, kekurangan gizi, putus asa, tidak adanya sanitasi yang layak, pendidikan tidak ada, tidak ada obat-obatan, tidak layaknya hunian yang hanya terbuat dari jerami. Tidak ada harapan hidup, hanya seperti mayat hidup.
" Kami dengan berbagai cara bisa masuk ke "penjara" ini, inipun harus membayar mahal, sehingga bisa melihat secara langsung bagaimana sangat memprihatinkannya kondisi mereka ", Demikian disampaikan oleh seorang Ustadz dari Lowokwaru Malang pada acara kajian ahad pagi Al-Manar UNMUH Ponorogo hari ini di halaman masjid Al-Manar UNMUH.
Rohingya, dahulu adalah sebuah kerajaan Islam dengan nama Kesultanan Arakan yang terjajah pada tahun 1784 M yang akhirnya setelah dikuasai Inggris dihadiahkan kepada Burma. Sejak saat itu penghapusan sejarah tentang Kesultanan Arakan yang telah berkuasa lebih kurang 3 abad dilakukan oleh penguasa komunis dengan berbagai cara.
Kesultanan Arakan adalah hasil dari dakwah Mujahid Muslim dari arab melalui jalur darat dan laut yang bisa dikatakan proses ini masih berlangsung sampai sekarang.
Pemerintahan Myanmar telah merencanakan adanya pemusnahan etnis rohingya dengan target 2025 sudah tidak ada lagi muslim disana. "Ini sangat mengerikan, dan sampai saat ini belum ada yang bisa masuk kesana kecuali tim kemanusiaan yang sangat dibatasi dan harus membayar sangat mahal " Jelas Ustadz.
Banyak sekali kisah pembantaian yang sangat tidak manusiawi yang lebih pantas dilalakukan oleh hewan buas. Hasilnya sekarang hanya tinggal beberapa ratus muslim yang masih tinggal disana yang sebelumnya jutaan. Itupun tidak lagi tinggal di desa-desa mereka karena sudah diambil oleh pemerintah dan ekstrimis Budha. Mereka tinggal di kamp-kamp "pengusiran" yang disediakan oleh Pemerintah yang tidak tahu apa tujuannya karena kebutuhan hidup juga tidak dicukupi dengan baik dan mereka tidak bisa bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Kisah kepedihan itu, harus membuat kita bersyukur karena di Indonesia kita bisa dengan leluasa menikmati rangkaian ibadah dan menjalankan syariat Islam.
Lalu apa yang bisa kita lakukan? Kita tentu bisa memberikan solidaritas untuk tujuan kemanusiaan dan menjalankan kewajiban agama, karena bagaimanapun sesama muslim adalah saudara tanpa ada batasan negara atau teritorial. Melalui lembaga yang bisa langsung menyampaikan bantuan kepada penduduk muslim di rohingya, hasil kotak amal jamaah pengajian al-Manar hari ini dan ahad depan diberikan kepada mereka.
Sudah ratusan ribu umat Islam dibantai dengan sangat keji bahkan tidak pantas jika dilakukan oleh seorang yang bernama manusia, saking kejinya. Mereka digiring dan di sudutkan di sebuah lokasi persawahan yang ada di garis tepi laut kemudian di kepung dengan kawat berduri sehingga tidak bisa berhubungan dengan orang-orang luar melalui darat dan tidak mungkin juga masuh ke laut. Mereka selama kurang lebih 5 tahun sampai sekarang berada di lokasi seperti itu. Dan genosida tetap terus dilakukan oleh ekstrimis budha sampai sekarang, didukung pemerintah komunis myanmar.
Kelaparan, kekurangan gizi, putus asa, tidak adanya sanitasi yang layak, pendidikan tidak ada, tidak ada obat-obatan, tidak layaknya hunian yang hanya terbuat dari jerami. Tidak ada harapan hidup, hanya seperti mayat hidup.
" Kami dengan berbagai cara bisa masuk ke "penjara" ini, inipun harus membayar mahal, sehingga bisa melihat secara langsung bagaimana sangat memprihatinkannya kondisi mereka ", Demikian disampaikan oleh seorang Ustadz dari Lowokwaru Malang pada acara kajian ahad pagi Al-Manar UNMUH Ponorogo hari ini di halaman masjid Al-Manar UNMUH.
Rohingya, dahulu adalah sebuah kerajaan Islam dengan nama Kesultanan Arakan yang terjajah pada tahun 1784 M yang akhirnya setelah dikuasai Inggris dihadiahkan kepada Burma. Sejak saat itu penghapusan sejarah tentang Kesultanan Arakan yang telah berkuasa lebih kurang 3 abad dilakukan oleh penguasa komunis dengan berbagai cara.
Kesultanan Arakan adalah hasil dari dakwah Mujahid Muslim dari arab melalui jalur darat dan laut yang bisa dikatakan proses ini masih berlangsung sampai sekarang.
Pemerintahan Myanmar telah merencanakan adanya pemusnahan etnis rohingya dengan target 2025 sudah tidak ada lagi muslim disana. "Ini sangat mengerikan, dan sampai saat ini belum ada yang bisa masuk kesana kecuali tim kemanusiaan yang sangat dibatasi dan harus membayar sangat mahal " Jelas Ustadz.
Banyak sekali kisah pembantaian yang sangat tidak manusiawi yang lebih pantas dilalakukan oleh hewan buas. Hasilnya sekarang hanya tinggal beberapa ratus muslim yang masih tinggal disana yang sebelumnya jutaan. Itupun tidak lagi tinggal di desa-desa mereka karena sudah diambil oleh pemerintah dan ekstrimis Budha. Mereka tinggal di kamp-kamp "pengusiran" yang disediakan oleh Pemerintah yang tidak tahu apa tujuannya karena kebutuhan hidup juga tidak dicukupi dengan baik dan mereka tidak bisa bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Kisah kepedihan itu, harus membuat kita bersyukur karena di Indonesia kita bisa dengan leluasa menikmati rangkaian ibadah dan menjalankan syariat Islam.
Lalu apa yang bisa kita lakukan? Kita tentu bisa memberikan solidaritas untuk tujuan kemanusiaan dan menjalankan kewajiban agama, karena bagaimanapun sesama muslim adalah saudara tanpa ada batasan negara atau teritorial. Melalui lembaga yang bisa langsung menyampaikan bantuan kepada penduduk muslim di rohingya, hasil kotak amal jamaah pengajian al-Manar hari ini dan ahad depan diberikan kepada mereka.
Rohingya, Kerajaan Islam Yang Hilang
Reviewed by pdpm
on
Mei 07, 2017
Rating:
Tidak ada komentar