Abu Hanifah Soroti Kampanye Hitam Pilgub
Pilgub Jatim akan diadakan sebentar lagi. Semua elemen masyarakat tentu sudah mulai pasang kuda-kuda untuk bergerak demi sukses terpilihnya pilihan idaman. Pun, calon Gubernur yang akan maju juga sudah kelihatan mulai bergerak untuk mencari dukungan. Inilah demokrasi.
Kampanye, inilah aksi terbesar menjelang diadakannya coblosan. Jika tempo dulu kita tahu kampanye pemilu selalu identik dengan terjun ke jalan-jalan unjuk kekuatan, sekarang cara-cara seperti itu sudah tidak lagi menjadi satu-satunya pilihan, medsos sudah menjadi alternatif terjitu menjangkau masyarakat luas tanpa batas. Kemudahan dalam menggunakan medsos sebagai media kampanye kadang-kadang menimbulkan paradigma tersendiri. Masyarakat bisa bebas beraksi dengan berbagai style untuk memberikan dukungan kepada calon pilihan yang kadang-kadang menerjang norma-norma dan tidak lagi saling menghormati perbedaan. Ini acap kali terjadi karena pengguna medsos merasa tidak ada yang memonitor secara langsung apa yang dia lakukan.
Menyikapi hal ini, komandan kominfo PDPM Ponorogo Abu Hanifah menyampaikan prihatin dan berharap pilgub musim ini tidak diwarnai dengan kasus-kasus saling melecehkan satu sama lain.
Lebih lanjut, pengamat Sosial Politik lulusan Universitas Muhammadiyah Malang ini menyampaikan bahwa kampanye yang di gembor-gembor kan melalui Medsos itu sah sah saja.
"Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, segala aktifitas bisa di sebarluaskan dengan mudah, termasuk salah satunya kegiatan politik. Setiap menjelang pesta demokrasi, Pilkada misalnya, perang opini di media masa akan terjadi. Skala kecil misalnya melalui media sosial. Akan banyak kampanye yang dilakukan tim sukses melalui media sosial, dan itu sah-sah saja dilakukan senyampang masih dalam batas kewajaran dan kesopanan".
Kampanye, inilah aksi terbesar menjelang diadakannya coblosan. Jika tempo dulu kita tahu kampanye pemilu selalu identik dengan terjun ke jalan-jalan unjuk kekuatan, sekarang cara-cara seperti itu sudah tidak lagi menjadi satu-satunya pilihan, medsos sudah menjadi alternatif terjitu menjangkau masyarakat luas tanpa batas. Kemudahan dalam menggunakan medsos sebagai media kampanye kadang-kadang menimbulkan paradigma tersendiri. Masyarakat bisa bebas beraksi dengan berbagai style untuk memberikan dukungan kepada calon pilihan yang kadang-kadang menerjang norma-norma dan tidak lagi saling menghormati perbedaan. Ini acap kali terjadi karena pengguna medsos merasa tidak ada yang memonitor secara langsung apa yang dia lakukan.
Abu Hanifah |
Menyikapi hal ini, komandan kominfo PDPM Ponorogo Abu Hanifah menyampaikan prihatin dan berharap pilgub musim ini tidak diwarnai dengan kasus-kasus saling melecehkan satu sama lain.
"Tentunya tidak dibenarkan melakukan kampanye hitam, saling fitnah bahkan menjatuhkan lawan dengan cara kotor. Bermedialah dengan cara yang benar dan baik tanpa harus menghasut dan memaki demi tujuan kekuasaan", tegas beliau
Lebih lanjut, pengamat Sosial Politik lulusan Universitas Muhammadiyah Malang ini menyampaikan bahwa kampanye yang di gembor-gembor kan melalui Medsos itu sah sah saja.
"Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, segala aktifitas bisa di sebarluaskan dengan mudah, termasuk salah satunya kegiatan politik. Setiap menjelang pesta demokrasi, Pilkada misalnya, perang opini di media masa akan terjadi. Skala kecil misalnya melalui media sosial. Akan banyak kampanye yang dilakukan tim sukses melalui media sosial, dan itu sah-sah saja dilakukan senyampang masih dalam batas kewajaran dan kesopanan".
Dibutuhkan tingkat kedewasaan yang tinggi untuk menjaga pra Pilgub berjalan kondusif, didukung dengan sosialisasi kampanye damai yang telah dan sedang dilaksanakan oleh Pemerintah melalui berbagai media. [red]
Abu Hanifah Soroti Kampanye Hitam Pilgub
Reviewed by pdpm
on
April 05, 2018
Rating: