Puisi Sukmawati "Sangat Tepat"
Ditengah resahnya masyarakat akan munculnya puisi dari wanita keturunan Proklamator Sukmawati, ternyata jika dilihat dari sisi lain puisi tersebut memang sangat tepat.
Dari awal Sukmawati mengatakan bahwa dia tidak tahu tentang syariat Islam. Maka benarlah, jika orang tidak tahu syariat Islam akan melihat sesuatu seperti manusia yang buta, tidak bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah, mana yang lebih indah, yang lebih menentramkan, yang lebih cantik, yang lebih mempesona.
Jika orang tidak mengerti syariat Islam, maka akan menilai keindahan hukum di dalam Islam sebagai sesuatu yang aneh dan menyulitkan.
Ini terbukti di dalam bait berikutnya dari puisi sukmawati, dia membandingkan cadar dengan konde, membandingkan pula kerudung dengan lekukan rambut. Beginilah orang jika tidak mengerti Islam, penilaiannya sangat kering dari keluhuran nilai. Sangat dangkal, tidak menyentuh substansi dari cadar maupun pakaian muslimah yang menutupi seluruh tubuh wanita.
Mereka tidak bisa menilai mulianya seorang wanita yang seluruh tubuhnya tertutup, terjaga dari liarnya pandangan lawan jenis, hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat keindahan tubuhnya. Penilaian orang-orang seperti ini sangat dangkal, hanya secara visual saja, tidak bisa menyentuh ke bagian yang lebih dalam. Hasilnya dia akan mengatakan aturan-aturan yang diterapkan Islam kepada wanita tidak memiliki nilai keindahan, menyulitkan, dan terkesan jauh dari dunia modern ( kolot, red. ).
Lebih dalam lagi pada bait-bait puisi sukmawati selanjutnya, dia membandingkan indahnya adzan dengan nyanyian kidung. Benar-benar penilaian orang yang sangat awam di bidang seni, walaupun terkenal seniman. Bahkan dunia nyata telah berkali-kali membuktikan bahwa banyak orang terpesona dengan lantunan adzan, bukan hanya iramanya tentunya, namun karena lafadz-lafadznya yang bisa menyentuh hati.
Jika sukmawati menilai lantunan adzan dari seorang muadzin yang iramanya kurang enak didengar, bukankah ini satu lagi bukti bahwa dia menilai adzan dengan cara yang sangat dangkal, sama sekali tidak memahami lebih dalam lantunan adzan, kemudian dibandingkan dengan nyanyian kidung yang dia resapi sampai mabuk kepayang, tentu ini adalah perbandingan yang sangat konyol.
Namun terlepas dari semua polemik yang ada, kita harus sadar bahwa orang yang tidak mengerti syariat Islam memang seperti itu, tidak akan bisa menilai keindahan-keindahan yang ada di dalam hukum-hukum Islam karena tidak faham akan substansi daripada hukum tersebut, wallohua'lam. [slep]
Dari awal Sukmawati mengatakan bahwa dia tidak tahu tentang syariat Islam. Maka benarlah, jika orang tidak tahu syariat Islam akan melihat sesuatu seperti manusia yang buta, tidak bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah, mana yang lebih indah, yang lebih menentramkan, yang lebih cantik, yang lebih mempesona.
Jika orang tidak mengerti syariat Islam, maka akan menilai keindahan hukum di dalam Islam sebagai sesuatu yang aneh dan menyulitkan.
Ini terbukti di dalam bait berikutnya dari puisi sukmawati, dia membandingkan cadar dengan konde, membandingkan pula kerudung dengan lekukan rambut. Beginilah orang jika tidak mengerti Islam, penilaiannya sangat kering dari keluhuran nilai. Sangat dangkal, tidak menyentuh substansi dari cadar maupun pakaian muslimah yang menutupi seluruh tubuh wanita.
Mereka tidak bisa menilai mulianya seorang wanita yang seluruh tubuhnya tertutup, terjaga dari liarnya pandangan lawan jenis, hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat keindahan tubuhnya. Penilaian orang-orang seperti ini sangat dangkal, hanya secara visual saja, tidak bisa menyentuh ke bagian yang lebih dalam. Hasilnya dia akan mengatakan aturan-aturan yang diterapkan Islam kepada wanita tidak memiliki nilai keindahan, menyulitkan, dan terkesan jauh dari dunia modern ( kolot, red. ).
Lebih dalam lagi pada bait-bait puisi sukmawati selanjutnya, dia membandingkan indahnya adzan dengan nyanyian kidung. Benar-benar penilaian orang yang sangat awam di bidang seni, walaupun terkenal seniman. Bahkan dunia nyata telah berkali-kali membuktikan bahwa banyak orang terpesona dengan lantunan adzan, bukan hanya iramanya tentunya, namun karena lafadz-lafadznya yang bisa menyentuh hati.
Jika sukmawati menilai lantunan adzan dari seorang muadzin yang iramanya kurang enak didengar, bukankah ini satu lagi bukti bahwa dia menilai adzan dengan cara yang sangat dangkal, sama sekali tidak memahami lebih dalam lantunan adzan, kemudian dibandingkan dengan nyanyian kidung yang dia resapi sampai mabuk kepayang, tentu ini adalah perbandingan yang sangat konyol.
Namun terlepas dari semua polemik yang ada, kita harus sadar bahwa orang yang tidak mengerti syariat Islam memang seperti itu, tidak akan bisa menilai keindahan-keindahan yang ada di dalam hukum-hukum Islam karena tidak faham akan substansi daripada hukum tersebut, wallohua'lam. [slep]
Puisi Sukmawati "Sangat Tepat"
Reviewed by pdpm
on
April 04, 2018
Rating: