Bapak Suwoso Jatuhkan Sesepuh Muhammadiyah Ponorogo, Kisah
Bapak Suwoso, salah satu jajaran PDM ( Pimpinan Daerah Muhammadiyah ) Ponorogo menjatuhkan Sesepuh Muhammadiyah dari Sepeda motor milik beliau. Beliau mengantar Mubaligh Muhammadiyah tersebut untuk acara kajian di Dusun Simo Desa Jenangan Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo yang terletak jauh dari kota, jalannya pun masih belum halus, belum diaspal.
Banyak lubang disana sini.
Bapak Suwoso membonceng Mubaligh kondang tersebut menggunakan sepeda motor Vespa dengan kecepatan yang tidak terlalu kencang sebetulnya, bagaimana bisa kencang lawong jalannya aja gronjal-gronjal. Sampai di suatu tempat, lebih dari separoh perjalanan, sudah masuk di Desa Jenangan, tiba-tiba Bapak Woso merasa seperti ada sesuatu yang hilang di jok belakang, beliaupun meraba bagian belakang sepeda motor. Alangkah terkejutnya, ternyata yang beliau bonceng tidak ada, sang mubaligh Sesepuh Muhammadiyah Ponorogo terjatuh dari sepeda motor Vespa kebanggaan beliau.
Dengan perasaan kawatir dan bingung, Bapak Woso putar balik dan menelusuri kembali jalan yang telah dilalui. Setelah agak jauh perjalanan, beliau temukan sang Mubaligh ada di pinggir jalan. Lega rasanya karena tidak ada luka sedikitpun dan dalam kondisi baik-baik saja.
" Sini.. sini... ", Sesepuh itu memanggil Bapak Woso dengan nada sedikit agak tinggi. Begitu panggilan dipenuhi, maka beliau mendapatkan "hadiah khusus".
" Kamu itu mbonceng orang tua jatuh, saya sudah teriak-teriak tetap jalan terus... ".
" Begitu saya mendekat, kuping saya langsung dijewer sampai tubuh saya ketarik kira-kira sampai 2 meter lebih ", kisah Bapak Woso sambil tertawa-tawa menceritakan bagaimana anyelnya Sesepuh Muhammadiyah yang ternyata adalah Mbah Qomar tersebut karena terjatuh dari Vespa tanpa diketahui oleh drivernya, pada kajian rutin Muhammadiyah Cabang Jenangan Timur yang bertempat di Ranting Simo hari ini ( ahad, 26 november 2017 ).
Ini adalah kisah perjuangan Dai Muhammadiyah Ponorogo di era 70-an, dimana saat itu Bapak Suwoso masih sangat muda. Mbah Qomar Abdul Rojak, pada saat itu sudah tua, namun masih semangat terjun ke medan dakwah yang jauh dari kota tempat beliau tinggal, dengan medan yang berat tanpa ada transportasi yang memadai seperti sekarang.
Bagaimana dengan kita yang oleh Allah telah dimudahkan dengan segala fasilitas dan medan yang hampir tanpa rintangan ? Apakah kita mampu bersaing dengan great-nya ( hebat, red. ) militansi Dai Muhammadiyah tempo doeloe?
Banyak lubang disana sini.
Bapak Suwoso membonceng Mubaligh kondang tersebut menggunakan sepeda motor Vespa dengan kecepatan yang tidak terlalu kencang sebetulnya, bagaimana bisa kencang lawong jalannya aja gronjal-gronjal. Sampai di suatu tempat, lebih dari separoh perjalanan, sudah masuk di Desa Jenangan, tiba-tiba Bapak Woso merasa seperti ada sesuatu yang hilang di jok belakang, beliaupun meraba bagian belakang sepeda motor. Alangkah terkejutnya, ternyata yang beliau bonceng tidak ada, sang mubaligh Sesepuh Muhammadiyah Ponorogo terjatuh dari sepeda motor Vespa kebanggaan beliau.
Dengan perasaan kawatir dan bingung, Bapak Woso putar balik dan menelusuri kembali jalan yang telah dilalui. Setelah agak jauh perjalanan, beliau temukan sang Mubaligh ada di pinggir jalan. Lega rasanya karena tidak ada luka sedikitpun dan dalam kondisi baik-baik saja.
" Sini.. sini... ", Sesepuh itu memanggil Bapak Woso dengan nada sedikit agak tinggi. Begitu panggilan dipenuhi, maka beliau mendapatkan "hadiah khusus".
" Kamu itu mbonceng orang tua jatuh, saya sudah teriak-teriak tetap jalan terus... ".
" Begitu saya mendekat, kuping saya langsung dijewer sampai tubuh saya ketarik kira-kira sampai 2 meter lebih ", kisah Bapak Woso sambil tertawa-tawa menceritakan bagaimana anyelnya Sesepuh Muhammadiyah yang ternyata adalah Mbah Qomar tersebut karena terjatuh dari Vespa tanpa diketahui oleh drivernya, pada kajian rutin Muhammadiyah Cabang Jenangan Timur yang bertempat di Ranting Simo hari ini ( ahad, 26 november 2017 ).
Ini adalah kisah perjuangan Dai Muhammadiyah Ponorogo di era 70-an, dimana saat itu Bapak Suwoso masih sangat muda. Mbah Qomar Abdul Rojak, pada saat itu sudah tua, namun masih semangat terjun ke medan dakwah yang jauh dari kota tempat beliau tinggal, dengan medan yang berat tanpa ada transportasi yang memadai seperti sekarang.
Bagaimana dengan kita yang oleh Allah telah dimudahkan dengan segala fasilitas dan medan yang hampir tanpa rintangan ? Apakah kita mampu bersaing dengan great-nya ( hebat, red. ) militansi Dai Muhammadiyah tempo doeloe?
Bapak Suwoso Jatuhkan Sesepuh Muhammadiyah Ponorogo, Kisah
Reviewed by pdpm
on
November 26, 2017
Rating:
Tidak ada komentar