Ekonomi Dan Islam Di Tengah Sistem Kapitalis
Kalau kita mempelajari gagasan-gagasan ekonom muslim yang mengkampanyekan dan memperjuangkan sistem ekonomi Islam, hampir semua ahli ekonomi tersebut mengaitkan sistem ekonomi Islam dengan negara Islam. Ini dikarenakan ekonomi Islam sangat terkait dengan hukum Islam (fiqih). Semua aktivitas ekonomi, misalnya produksi, konsumsi atau distribusi harus mengacu pada aturan atau prinsip Islam.
Ekonomi Islam akan bisa tumbuh dan berkembang manakala diterapkan di negera Islam dengan syariah Islam sebagai sistem hukumnya. Kita tidak bisa menyangkal bahwa sistem ekonomi terbentuk dari pengalaman masa lalu suatu negara dalam pengelolaannya. Bila masa lalu negara tersebut berhubungan dengan usaha memisahkan diri dari dominasi negara yang memiliki sistem ekonomi kapitalis, timbul kecenderungan negara tersebut akan menggunakan sistem sosialis, misalnya Vietnam dan Korea Utara. Sebuah negara yang kemerdekaannya diberikan oleh negara-negara yang mempunyai sistem ekonomi kapitalis, cenderung akan menggunakan sistem kapitalis,misalnya Kanada, Australia dan Selandia Baru.
Negara yang posisinya selalu mendapat dukungan ekonomi dari negara yang menggunakan sistem tertentu, akan menjadikan negara tersebut memilih sistem ekonomi seperti negara yang mendukungnya. Misalnya Indonesia yang mendapat pinjaman dari negara-negara pengguna sistem kapitalis yang bergabung dalam Internastional Monetary Fund (IMF) atau Bank Dunia, maka Indonesia akan condong menggunakan sistem kapitalisme.
Sistem ekonomi di suatu negara di dunia ini selalu terkait dengan pengalaman-pengalamannya di masa lalu. Sebagian besar pengalaman yang ada lebih menunjukkan peran suatu negara dalam mempertahankan ideologinya. Dari ideologi ini, negara mempunyai peranan besar dalam menjadikannya untuk tetap eksis di zamannya. Sampai akhirnya, wujud dari usaha untuk mempertahankan eksistensinya tersebut, negara menggunakan kekuasaan untuk menjajah, menindas dan merampas hak negara lain.
Sistem ekonomi dari sejumlah negara saat ini dapat diidentifikasi dari adanya kesamaan kecenderungan negara-negara tersebut dalam mengeluarkan kebijakan ekonomi dan politik. Walaupun negara tersebut secara tidak langsung menyatakan sistem ekonominya berbeda dengan karakter sistem ekonomi tertentu yang diakui umum.
� sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme �
Sejumlah karakteristik sistem yang ada dapat dinyatakan memakai sistem apa negara tersebut. Sistem ekonomi kapitalis, kapitalis negara dan kapitalis campuran cenderung menggunakan karakteristik sama. Kesamaan karakter ini dikarenakan keberadaan sistem baru lebih sebagai kritik, pelengkap atau perbaikan. Misalnya sistem ekonomi kapitalis murni merupakan buah pemikiran Adam Smith (1723-1790) untuk mewujudkan kesejahteraan umum, melahirkan sistem baru bernama kapitalisme negara yang dipengaruhi oleh pemikiran Friderich List (1789-1846). Kemudian muncul kapitalis campuran dipengaruhi oleh pemikiran Adolf Wagner. Selanjutnya sistem ini mendapat perbaikan dari pemikiran JM Keynes (1883-1946) yang membangun sistem ekonomi campuran.
Demikian juga dengan pemikiran ekonomi sosialis. Sistem ekonomi sosialis mengadopsi pemikiran Karl Marx (1818-1883) yang dilembagakan Lenin dalam sebuah negara bernama Uni Soviet. Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, pengaruh sistem ekonomi sosialis berkurang. Tetapi beberapa negara yang masih menggunakan sistem ekonomi sosialis berusaha menerima mainstream sistem yang berlaku di sekitarnya sehingga muncullah sistem sosialis pasar, sistem yang mengakui keberadaan pasar dalam mengatur mekanisme perekonomian di dalam negeri. Sementara itu, sistem ekonomi Islam diilhami al-Quran dan al-Hadis. Pertanyaan yang bisa dimunculkan adalah: apakah sistem ekonomi Islam sama dengan sistem ekonomi kapitalis dan sosialis, di mana ia mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu? Sistem ekonomi Islam terletak di antara sistem ekonomi kapitalis dan sosialis, karena bagian perilaku seseorang yang dituntut oleh nurani manusia dalam kegiatan ekonomi itu sudah Islami. Sistem ekonomi Islam lebih berkaitan dengan pembentukan individu dan masyarakat. Sistem ekonomi Islam merupakan implementasi dari tanggung jawab pribadi manusia di hadapan Allah SWT sebagai seorang hamba yang tentu saja berimplikasi pada masyarakat dan negara secara keseluruhan.
Sementara itu, menurut pemikiran ekonom Ibnu Taimiyah, intelektual muslim abad pertengahan, masyarakat harus melakukan dasar-dasar moralnya dalam berekonomi sesuai syariah. Dalam persoalan ini, ulama harus membimbing masyarakat meskipun penguasa (pemerintah) juga memiliki tanggung jawab besar. Selain itu, Ibnu Taimiyah juga membahas norma-norma Islam dalam perilaku ekonomi individu. Dia sangat memperhatikan persoalan-persoalan sosial seperti kontrak dan pelaksanaannya, harga yang adil, pengawasan pasar, keuangan publik, dan peranan negara dalam kebijakan ekonomi. Ibnu Taimiyah memimpikan sebuah masyarakat yang teroganisasi berdasarkan kebebasan berbisnis dan kebebasan memiliki hak milik pribadi dengan batas-batas yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan moral dan dikontrol oleh peraturan adil yang berjalan sesuai syariah, serta berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Di kalangan masyarakat beredar pandangan, ekonomi Islam tidak perlu ada. Cukup nilai-nilai Islam yang harus ada dalam sistem ekonomi. Label Islam yang melekat pada ekonomi sebenarnya hanyalah motivasi poitis, bukan motivasi intelektual, mengingat inteletual-intelektual muslim pada abad pertengahan tidak pernah membubuhi ekonomi dengan label Islam. Apa pun pendapat sebagian kalangan itu, ekonomi Islam dengan lembaga-lembaga keuangan syariahnya sudah menunjukkan perkembangan menggembirakan. Perkembangan ini akan semakin mantap kalau pemerintah ikut mendukung dengan menerbitkan undang-undang yang lebih kuat dan canggih.
Ditulis oleh: Adib Khusnul Rois, Ketua PCPM Jenangan Timur
Ekonomi Dan Islam Di Tengah Sistem Kapitalis
Reviewed by pdpm
on
November 17, 2017
Rating:
Tidak ada komentar